Halaman

Selasa, 29 Desember 2009

Konsep Organisasi

Heri Widiarso, S.Kep; Ns

Pengertian
Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum.
Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintah dan lain-lain.
Sedangkan pengertian kedua berhubungan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dimana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Kedua pengertian ini saling behubungan erat karena sebagai suatu lembaga atau kelompok di dalam organisasi harus ada proses pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi itu sendiri. Agar tujuan organisasi tampak dengan jelas, solid dan terarah serta bisa untuk dicapai maka dalam suatu organisasi harus ada misi, visi maupun tujuan yang pasti.

Misi
adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud sebuah organisasi
Misi suatu organisasi :
 Merupakan penjelasan dari tujuan organisasi
 Mengandung informasi mengenai arah dan tujuan utama ornganisasi
 Merupakan prioritas utama ketika membuat sebuah perencanaan, sebab mempengaruhi dan mengilhami penyusunan filosofi, tujuan, objektif, kebijakan prosedur serta aturan-aturan organisasi
 Pernyataan misi disusun berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merupakan perpaduan kebudayaan organisasi, termasuk kepemimpinan, tanggung jawab peraturan, pencapaian tujuan dan anggapan bahwa manusia lebih penting dari pekerjaan.

Misi Keperawatan

 Sebuah misi mempengaruhi kinerja keperawatan
 Menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh perawat dan apa yang akan dikerjakan perawat serta menawarkan pilihan-pilihan yang memuaskan.
 Pernyataan misi seyogyanya memasukan definisi keperawatan mandiri sebagaimana yang didefinisikan perawat profesinal
 Harus diketahui oleh praktisi pelayanan kesehatan yang lain dan keluarga serta masyarakat.

Visi sebuah organisasi merupakan pernyataan yang lebih strategis dibandingkan dengan misi serta melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam organisasi
Visi akan memberikan arah kepada semua anggota organisasi untuk menuju ke tujuan dengan benar, atau menuntun organisasi menuju ke tujuan.

Nilai
merupakan pernyataan moral organisasi
 Pernyataan nilai diharapkan akan mampu untuk memotivasi karyawan untuk menjadi bangga dan manajer mempunyai komit ( rasa memiliki ) yang lebih tinggi.
 Nilai akan memberikan arah tentang apa yang akan dikerjakan, menimbulkan antusiasme dan energi bagi karyawan

Filosofi

 Filosofi tersusun dari nilai, konsep dan kepercayaan yang diyakini oleh seluruh karyawan
 Berisi kepercayaan tentang bagaimana misi akan dicapai, bersifat abstrak, nilai-nilai kemanusiaan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh perawat kepada klien,pendidikan kesehatan dan tentang pelayanan kepada masyarakat
 Berisi keterlibatan klien dlam keperawatan dan dalam keluarga serta tanggung jawab perawat kepada profesi.
 Filosofi melibatkan seluruh karyawan di rumah sakit.

Tujuan Organisasi

 Tujuan organisasi merupakan suatu pernyataan yang spesifik dan kongkrit yang disusun manajer suatu organisasi dan harus didukung oleh semua anggota organisasi
 Sedangkan tujuan organisasi keperawatan merupakan pernyataan kongkrit yang menjadi standar untuk membandingkan kinerja karyawan / perawat.
 Tujuan organisasi keperawatan juga merupakan dasar strategi keperawatan, harus mampu menjadi motivasi yang penting bagi pencapaian tujuan keperawatan tersebut.

Perumusan tujuan efektif

1. Proses perumusan tujuan melibatkan individu yang terlibat dalam pencapaian tujuan
2. Manajer puncak ( perumus tujuan awal ) bertanggung jawab untuk menurunkan tujuan yang lebih rendah
3. Realistis : sehingga selaras dengan keadaan
4. Jelas : menantang semua anggota organisasi untuk mencapainya
5. Tujuan umum sederhana dan mudah dipahami
6. Tujuan fungsional, konsisten dengan tujuan umum
7. Manajemen selalu meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan

Bentuk organisasi
 Organisasi lini
 Organisasi fungsional
 Organisasi garis staf
 Organisasi tipe panitya

Organisasi lini
Mempunyai garis komando ke bawah
Sifat-sifat :
 Organisasi kecil sederhana
 Jumlah karyawan kecil
 Pemilik sebagai pimpinan tertinggi
 Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan sederhana
 Semua anggota organisasi saling mengenal
 Alat-alat sederhana
 Hasil belum beraneka ragam
 Tujuan yang ingin dicapai sederhana

Kebaikan
 Proses pengambilan keputusan cepat
 Rasa solidaritas anggota tinggi
 Disiplin tinggi

Kekurangan
 Tujuan organisasi sama dengan tujuan pemilik
 Kecenderungan pimpinan organisasi bergantung pada satu orang
 Seluruh anggota organisasi bergantung pada satu orang
 Kesempatan staf mengembangkan spesialisasinya terbatas

Organisasi fungsional
Organisasi yang di dalamnya tidak menekankan pada hirarki struktural, tetapi lebih menekankan pada fungsi yang perlu dijalankan

Kebaikan
 Spesialisasi staf digunakan semaksimal mungkin
 Solidaritas dalam pelaksanaan tugas tinggi
 Moral dan disiplin staf tinggi
 Koordinasi mudah dilaksanakan
Kekurangan
 Spesialisasi tinggi sehingga sulit dilaksanakan tour of duty
 Perlu pendidikan intensif
 Koordinasi staf menyeluruh sukar dilaksanakan.

Organisasi garis dan staf
Mempunyai garais komando kesamping dan kebawah
Ciri-ciri :
 Organisasi besar dan komplek
 Jumlah staf banyak
 Hubungan kerja bersifat langsung tidak mungkin dilaksanakan untuk setiap anggota
 Terdapat dua kelompok besar yaitu kelompok tugas pokok dan kelompok penunjang
 Spesialisasi beraneka ragam

Kebaikan
 Ada pembagian tugas yang jelas yaitu tugas pokok ( lini ) dan tugas penunjang ( staffing )
 Dengan bakat dan kemampuan berbeda-beda memungkinkan dibentuknya spesialisasi
 Koordinasi mudah dilakukan
 Disiplin serta moral tinggi karena pelaksanaan tugas sesuai dengan bakat dan keahliannya
 Bentuk organisasi ini cocok untuk organisasi yang bersifat komplek.

Kekurangan
 Perintah dan hirarki ini tidak selalu seirama dengan hirarki staf

Organisasi tipe panitya

Bentuk organisasi dimana pimpinan dibentuk kelompok bersifat panitya
Ciri-ciri :
 Tugas kepemimpinan secara kolektif oleh sekelompok orang
 Semua anggota, pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama
 Para pelaksana dikelompokan menurut tugas-tugas yang harus dilakukan

Kebaikan
 Keputusan yang diambil tepat, karena dibicarakan secara kolektif
 Kemungkinan seseorang bersifat diktator kecil
 Usaha kooperatif bawahan lebih mudah dibina

Kekurangan
 Proses pengambilan keputusan lambat
 Bila timbul kemacetan sulit untuk diminta pertanggungjawaban
 Pelaksana sering bingung, karena perintah datang dari beberapa orang
 Daya kreasi pelaksana operasional tidak menonjol, karena semua kegiatan dilaksanakan secara kolektif.

Unsur yang selalu ada dalam organisasi
1. Komitmen pada program
2. Penetapan tujuan oleh manajemen puncak
3. Tujuan perorangan
4. Partisipasi
5. Otonomi implementasi rencana
6. Peninjauan kembali prestasi

Manajemen Obyektif
Manajemen yang berdasarkan sasaran atau tujuan atau manajemen berdasarkan hasil. Penetapan tujuan selalu dilakukan oleh manajer dan adanya kerjasama antara anggota dan manajer.

Pembuatan Keputusan
Merupakan kegiatan manajer pada saat melaksanaan perencaan.
Terdiri dari :
a. Terprogram
 Menjatuhkan pilihan yang berulang kali dan rutin
 Bersifat tehnis

b. Tidak terprogram
 Tidak repetetif
 Tidak terstruktur
 Sukar mengenali bentuk

Pendekatan
 Interdisiplin
 Sistematis
 Berdasarkan informasi
 Memperhitungkan ketidakpastian
 Diarahkan pada tindakan nyata

Syarat pengambilan keputusan
 Strategis, taktis, dan operasional
 Logis dan rasional
 Pendekatan ilmiah
 Dapat dilaksanakan
 Diterima dan dipahami

Sifat pengambilan keputusan
 Rasional
 Logis
 Realistis
 Pragmatis
Sifat keputusan yang diambil
 Strategis
 Taktis/teknis
 Operasional

Pengembangan organisasi
 Suatu kumpulan intervensi terencana
 Dibangun diatas dasar nilai-nilai humanistic-demokratik
 Berupaya memperbaiki keefektifan organisasi dan kesejahterraan karyawan

Nilai pengembangan organisasi
 Penghargaan terhadap individu
 Percaya dan mendukung
 Penyamaan Kekuasaan
 Konfrontasi
 Partisipasi

Intervensi Pengembangan organisasi
 Pelatihan kepekaan
 Umpan balik survey
 Konsultasi proses
 Pembinaan tim
 Pengembangan antar kelompok

Tahapan pengembangan organisasi
Tahap 1 : latihan
Tahap 2 : pengmebangan tim
Tahap 3 : pengembangan antar kelompok
Tahap 4 : penetapan tujuan organisasi
Tahap 5 : pencapaian tujuan
Tahap 6: stabilisasi

Senin, 28 Desember 2009

Kepemimpinan

KEPEMIMPINAN

Pengertian :

Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk mencapai tujuan dan sasaran ( Hulser, 2000 )

Suatu proses akivitas untuk mempengaruhi dan mengorganisir orang lain atau kelompok dalam upaya penyusunan dan pencapaian tujuan ( Swanburg & Swanburg, 1999 )

Suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. ( Stoner )

Adalah suatu kemampuan untuk memberi inspirasi kepada orang lain untuk bekerjasama sebagai suatu kelompok kepemimpinan, agar dapat mencapai suatu tujuan umum.

Segala hal ikhwal yang bersangkutan dengan pemimpin dalam menggerakkan, membimbing dan mengarahkan orang lain dalam melaksanakan tugas, mewujudkan sasaran yang ditetapkan ( LAN RI, 1996 )

Implikasi :

1. Menyangkut orang lain : bawahan atau pengikut à kesediaan untuk menerima pengarahan

2. Pembagian kekuasaan à tidak sama antara anggota dan pemimpin

3. Menggunakan pengaruh à bagaimana bawahan melaksanakan tugasnya

Aspek yang terkait :

1. Pemimpin

Nilai, ketrampilan, gaya kepemimpinan

2. Pengikut

Vital dapat menolak atau menerima pemimpin,

3. Situasi

Mempengaruhi kepemimpinan yang diberikan

Sistem kontrol, jumlah tugas, tingkat interaksi, tersedianya waktu dalam membuat keputusan

4. Proses komunikasi

Model komunikasi ( terbuka atau tertutup ), verbal dan nonverbal mempengaruhi suatu kepemimpinan

5. Tujuan

Organisasi maupun individu

Kualitas pemimpin ( Curtin, 1989 )

1. Visibility : dapat ditemui dengan mudah sehingga memungkinkan untuk kontak dengannya

2. Flexibility : fleksibel, tidak terlalu kaku

3. Authority : mampu mengambil dan menentukan sebuah keputusan

4. Assistance : mampu membantu memecahkan masalah atau pekerjaan

5. Feedback : memberi umpan balik dari hasil kerjanya

Kompetensi yang dimiliki ( Murphy & De Back, 1991 )

Ä Mempunyai impian ke depan

Ä Menguasai perubahan

Ä Mampu menentukan desain organisasi

Ä Mau dan mampu untuk belajar

Ä Mempunyai inisiatif

Ä Menguasai dalam interdependensi

Ä Mempunyai integritas dan standar yang tinggi

Ä Mampu mengambil keputusan dengan perspektif yang luas

Pengembangan teori kepemimpinan

1. Teori Bakat ( Trait theory ) : Great Man Theory

Setiap orang : pemimpin à merupakan bawaan sejak lahir : mempunyai karakteristik tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain ( Marqus & Huston, 1998, dalam Nursalam, 2002.)

Ciri-ciri :

Intelegensia

Kepribadian

Perilaku

Pengetahuan

Keputusan

Kelancaran berbicara

Adaptasi

Kreatif

Kooperatif

Siap / siaga

Rasa percaya diri

Integritas

Keseimbangan emosi

Independen

Tenang

Kemampuan kerjasama

Kemampuan interpersonal

Kemampuan diplomasi

Partisipasi sosial

Prestise

2. Teori perilaku

Menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seseorang manajer menjalankan fungsinya

Perilaku sering dianggap sebagai suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter ke demokratik atau fokus suatu produksi ke pegawai.

Tipe kepemimpinan

1. Kepemimpinan formal

Ä diangkat secara resmi berdasarkan surat keputusan resmi ( SK )

Ä duduk dalam jabatan tertentu dalam organisasi dan memiliki hak dan kewajiban tertentu

Ä ciri :

ü ada legitimasi

ü kekuasaan dan wewenang yang jelas

ü memenuhi persyaratan formal

ü mendapat imbalan atau penghargaan

ü memperoleh promosi dan mutasi

ü dapat dikenai sangsi dan hukuman

2. Kepemimpinan informal

Ä tidak diangkat secara resmi tetapi mempunyai beberapa keunggulan

Ä dapat diterima berbagai pihak

Ä ciri-ciri :

ü tidak memiliki legitimasi

ü ditunjuk dan diakui masyarakat

ü tidak mendapat dukungan organisasi formal

ü tidak mendapat imbalan jasa

ü tidak dapat dipromosikan atau dimutasikan

ü tidak perlu persyaratan formal

ü tidak dapat dihukum secara formal

ü pada dasarnya ditentukan status sosial : keturunan, kekayaan, pendidikan, pengalaman hidup, kharismatik, karakteristik keturunan dan jasa

Gaya Kepemimpinan

1. Gaya Kepemimpinan menurut Likert

a. Sistem Otoriter-Eksploratif

b. Sistem Benevolent-Authoritative

c. Sistem Konsultatif

d. Sistem Partisipatif

2. Gaya Kepemimpinan menurut teori X dan teori Y

a. Diktator

b. Autokratis

c. Demokratis

d. Santai

3. Gaya Kepemimpinan menurut Robert House

a. Directive

b. Supportive

c. Participative

d. Achievement Oriented

4. Gaya Kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard

a. Instruksi

b. Konsultasi

c. Partisipasi

d. Delegasi

5. Gaya Kepemimpinan menurut Ronald Lippits dan Rapiph K. White

a. Otoriter

b. Demokratis

c. Liberal atau Laissez Faire

6. Gaya Kepemimpinan berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang ( Gillies )

a. Otoriter

b. Demokratis

c. Partisipatif

d. Bebas tindak

Gaya kepemimpinan yang dominan

1. Otokratik :

L Menuntut ketaatan penuh dari anggota atau bawahannya

L Disiplin kerja tinggi dan kaku, ketaatan bawahan hanya karena rasa takut

L Nada keras dalam memberikan instruksi, egois, tidak mau menerima saran dan pendapat bawahan, sehingga komunikasi hanya berjalan satu arah

L Tujuan organisasi akan dipengaruhi bahkan sama dengan tujuan pribadi

L Organisasi digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi

L Kekuasaan sentralisasi

L Membenarkan / pembenaran segala cara untuk tujuan organisasi

L Melakukan atau menganggap bawahan sebagai alat

L Orientasi pada tugas

L Perilaku kekuasaan formal

2. Demokratik

J Memandang perannya sebagai koordinator dan integrator

J Pendekatan secara holistik dan integratik

J Berprinsip bahwa perbedaan perlu ada untuk menjamin kebersamaan

J Melakukan / memandang bawahan secara manusiawi dan menyadari berbagai kebutuhan bawahan

J Mengambil keputusan secara bersama-sama untuk meningkatkan tanggung jawab

J Dihormati dan bukan ditakuti

J Menumbuhkan dan mengembangakan kreativitas dan novasi bawahan

J Bertanggung jawab terhadap kesalahan bawahan

J Memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi

J Mengutamakan kepentingan bersama

J Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab praktis dan realitis

3. Paternalistik

K Rasa hormat pada orang tua dan keteladanan

K Bersikap melindungi sehingga bawahan takut untuk bertindak

K Terdapat pada lingkungan tradisional : sistem keluarga besar, komunalistik, peran adat istiadat dan hubungan pribadi yang dekat dengan anggota masyarakat

K Persepsi pemimpin dipengaruhi oleh harapan bawahan

K Harapan bawahan : pemimpin tidak mementingkan diri sendiri tetapi memperhatikan kepentingan bawahan

K Mengutamakan kebersamaan, fokus pada keadilan dan sama rata

K Pemimpin bersikap kebapakan, hubungan atasan dan bawahan bersifat informal

K Bawahan dianggap belum matang

K Pemimpin merupakan sumber informasi

K Pengambilan keputusan tanpa melibatkan bawahan

4. Kharismatik

K Daya tarik memikat dan mampu memperoleh pengikut dalam jumlah besar

K Penampilan fisik, usia dan harta bukan prasyarat

K Memiliki kekuatan gaib / ajaib

K Mampu menggunakan berbagai gaya kepemimpinan

5. Laissez Faire ( Membiarkan )

K Konsep : organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena anggotanya cukup mengetahui tujuan, sasaran, dan tugas yang akan dikerjakan organisasi

K Berperan pasif dan tidak mau campur tangan

K Falsafah : manusia memiliki solidaritas, kesetiaan, taat pada norma-norma dan peraturan yang telah ditetapkan serta bertanggung jawab terhadap tugas

K Mempunyai nilai saling mempercayai

K Bersikap pesimis, menganggap bawahan sebagai rekan kerja

K Kepentingan dan tujuan organisasi tetap difokuskan

K Pendelegasian sangat ekstensif

K Pengambilan keputusan diserahkan pada pimpinan tingkat bawah / operasioanal

K Status quo organisasi tidak terganggu

K Pertumbuhan dan perkembangan organisasi diserahkan kepada bawahan

K Intervensi pimpinan sangat kecil / minim

Factor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan

1. Kompleksitas tugas

2. Ketersediaan waktu

3. Besarnya kelompok kerja

4. Pola komunikasi

5. Tingkat pendidikan bawahan

6. Kebutuhan untuk prestasi dan kebersamaan

Berdasarkan perilaku bawahan

Douglas McGregor ( Handoko, 2000 & Nursalam, 2002 ) secara umum dapat diklasifikasikan :

1. Menurut teori X

K Manusia pada dasarnya memiliki sifat malas

K Tidak mempunyai keinginan

K Mendiskriminasikan tanggung jawab

K Berfokus pada diri sendiri

K Tidak membedakan kebutuhan organisasi dan rentan terhadap kebutuhan

2. Menurut teori Y

K Mempunyai kemampuan fisik dan mental

K Mandiri

K Memiliki kontrol diri dalam mencapai tujuan organisasi

K Cepat dalam belajar

K Tidak hanya menerima atau menuntut, tetapi bersedia bertanggung jawab dan kreatif.

Sedangkan Ouchi, 1981 berdasarkan teori diatas mengmbangka teori Z ( Nursalam, 2002 ). Secara rinci ketiga teori tersebut dapat diperbandingkan :

Teori X

Teori Y

Teori Z

· Menghindari pekerjaan jika ada kesempatan

· Tidak senang bekerja

· Harus diarahkan

· Punya sedikit ambisi

· Menghindari tanggung jawab

· Memerlukan ancaman untuk memotivasi

· Memerlukan supervisi ketat

· Termotivasi oleh hukuman dan hadiah

· Senang untuk bekerja

· Mandiri

· Mempunyai tanggung jawab

· Kreatif dan mampu berkembang

· Menggunakan pendekatan ilmiah

· Memerlukan supervisi seperlunya

· Berminat membantu menyelesaikan masalah orang lain

· Menekankan pada teori humanistik

· Fokus : motivasi yang lebih kepada faktor manusia / human untuk meningkatkan kepuasan kerja dan hasil produksi

· Karakteristik :

· Pengambilan keputusan bersama

· Masa kerja lama : promosi jabatan lambat / bertahap

· Supervisi secara tidak langsung

· Menekankan pada pendekatan holistic

Perilaku pemimpin

Fungsi kepemimpinan :

1. Fungsi yang berhubungan dengan tugas ( task related ) atau pemecahan masalah : pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.

2. Fungsi pemeliharaan kelompok ( group-maintenace ) atau sosial : segala sesuatu dapat membantu kelompok agar berjalan dengan lancar, penengahan perbedaan pendapat

Kisi-Kisi Manajerial tentang pegawai dan Produksi

Managerial Grid oleh Robert R. Blake dan Jane S Monton

1) Grid 1.1 : Manajemen Jatuh Miskin

Manajer sedikit sekali usahanya memikirkan orang-orang yang bekerja dengannya dan produksi yang seharusnya dihasilkan

Manajer menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya menkomunikasikan informasi dari atasan ke bawahan

Bandingkan dengan gaya kepemimpinan Laissez Faire

2) Grid 9.9 : Manajemen Tim

Manajer mempunyai tanggung jawab yang tingggi terhadap produksi dan orang-orang yang bekerja dengannya

Disebut juga the real team manager : manajer yang mampu memadukan kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang bekerja dengannya secara individu

Merupakan tipe perilaku kepemimpinan yang paling efektif dan sering disebut sebagai manajemen demokratik.

3) Grid 1.9 : Manajemen santai

Manajer mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengannya, tetapi pemikiran mengenai produksi rendah

Sering disebut the contry club management, manajer berusaha menciptakan suasana rileks, bersahabat dan bahagia dalam organisasinya

4) Grid 9.1 : Wewenang Ketaatan

Sering disebut autocratic task manager : hanya memikirkan tentang usaha efisiensi kerja, tidak mempunyai atau mempunyai sedikit tanggung jawab terhadap orang-orang yang bekerja denganya

5) Grid 5.5 : Manajemen Manusia Organisasi

Manajer mempunyai pemikiran yang medium baik prodksi maupun pada orang-orang yang bekerja dengannya

Tidak menciptakan target terlalu tinggi sehingga sulit dicapai, dan mendorong orang-orang untuk bekerja dengan lebih baik.

Tinggi

10

1.9

Saya mencoba sebagai temen kepada semua staff supaya mereka mendukung saya

9.9

Saya bekerja dgn staf untuk mencapai tujuan bersama. Mereka mengerti tanggung jawabnya dan kami menyelesaikan masalah bersama

9

Orang

8

7

5.5

Saya memilih pendekatan tengah-tengah dan menghindari kontroversi.

Aturan rumah sakit sebagai model kepemimpinan

6

5

4

1.1

Rs telah memberikan posisi, sebagaimana saya harapkan. Saya mempunyai perhatian sedikit kepada staf lain

9.1

Saya mengharapkan semua staf melaksanakan tugas dengan baik

3

Rendah

2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Rendah

Produktivitas

Tinggi

Kepemimpinan yang Efektif dalam Keperawatan

Komponen yang penting dalam mengarahkan individu atau kelompok dalam suatu organisasi bagi pemimpin yang efektif adalah :

1. Pengetahuan

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan dalam keperawatan adalah :

  1. Pengetahuan kepemimpinan

· Pengertian kepemimpinan

· Tipe kepemimpinan

· Gaya kepemimpinan

· Pemimpin yang efektif

  1. Pengetahuan Keperawatan

· Substansi ilmu Keperawatan

· Ketrampilan

· Peningkatan dan Perkembangan ilmu keperawatan secara terus menerus

· Kekuatan personal untuk membantu orang lain

  1. Berpikir kritis

· Mengkaji asumsi gagasan dan kegaitan yang masuk akal

· Pemimpin berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran

· Pekerjaan rutinitas akan menghambat inovasi

2. Kesadaran diri

a. Dengan kesadaran diri maka :

· Dapat mengenal diri sendiri

· Dapat mengenal gejal dari kecemasan

· Dapat mengungkapkan perasaan dengan kehangatan dan menghormati orang lain dengan positif

b. Seseorang akan lebih fleksibel, lebih mandiri, kurang/tidak tergantung pada orang lain, bila orang tersebut menyadari dan menerima keunikan dirinya

c. Bila kesadaran diri rendah à mempunyai respons yang berbeda dari yang diharapkan oleh orang lain

d. Kesadaran diri penting à kita akan menyukai diri sendiri, lebih menyenangkan dan memikirkan diri kita sebagai seorang pemimpin

3. Komunikasi

a. Menjadi pendengar aktif à pendengar yang baik membutuhkan konsentrasi dan berusaha untuk melakukan klarifikasi bila terjadi ketidak jelasan informasi à dengan menebak ketidakakuratan

b. Mengikuti aliran informasi à sering bertemu /kontak à sehingga tidak terjadi salah pengertian

c. Aserif mengatakan apa adanya tanpa merendahkan harga diri orang lain akan membantu dalam proses kepemimpinan

d. Memberikan umpan balik à diperlukan oleh anggota tim sebagai evaluasi dan perbaikan tindakan selanjutnya

e. Hubungan dan jaringan komunikasi à dapat mengikuti perkembangan dan perubahan melalui jaringan komunikasi

f. Mengkomunikasikan visi realisasi ketrampilan berkomunikasi dan kesesuaian antara kegiatan dan tujuan yang akan dicapai

4. Energi atau Semangat

a. Energi tidak hanya secara fisik dari situasi perasaan juga

b. Energi yang tinggi à efektivitas kepemimpinan à saat berinteraksi tingkat energi seorang pemimpin akan mempengaruhi respon orang lain

c. Anthusiasme à semangat besar, antusias, dan kegairahan dari seorang pemimpin yang dapat ditularkan kepada orang lain

d. Dapat menjaga dan meningkatkan energi dengan cara menjaga kondisi kesehatan, relaksasi, rekreasi dan menggukan tehnik kepemimpinan yang efektif

5. Tujuan

a. Tujuan lingkungan atau organisasi dan tujuan kelompok

b. Tujuan individu baik anggota ataupun pemimpin

6. Tindakan atau Aksi yang efektif

a. Pemimpin berorientasi pada kemampuan untuk menentukan dan bertindak

b. Pemimpin tidak dapat menunggu orang lain memberitahu apa yang harus dikerjakan

c. Pemimpin harus berfikir lebih dahulu sebelum bertindak, dan mampu bekerja atau bertindak sebelum orang lain memulai

d. Pemimpin harus mempunyai inisiatif dalam berfikir dan dalam bertindak